KabarBaik.co – Penjualan industri ritel di Indonesia pada periode Ramadan hingga Lebaran 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), penurunan ini diperkirakan mencapai 5-8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.
Ketua Umum Aprindo, Solihin, menyatakan bahwa kinerja penjualan produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) tahun ini jauh di bawah ekspektasi.
“Ya, mungkin bisa sampai 5-8 persen dibandingkan tahun lalu. Kalau normal bulan biasa, kontribusi sales tiap bulan itu 8-9 persen. Nah untuk ini, masih berkisar 11-12 persen. Harapan kami itu bisa 15-20 persen,” ujar Solihin, Selasa (8/4).
Solihin menjelaskan bahwa penurunan penjualan ini tidak lepas dari kondisi ekonomi yang sedang tidak kondusif. Ia menyoroti pola belanja masyarakat yang kini lebih berhati-hati dan berfokus pada kebutuhan primer.
“Masyarakat, terutama ya, spending money lebih selektif. Mungkin kebutuhan-kebutuhan primer saja,” ungkapnya.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa dibandingkan bulan-bulan biasa, penjualan pada Ramadan dan Lebaran tetap mengalami kenaikan, meskipun tidak signifikan. Produk-produk festive seperti biskuit, sirup, dan gula menjadi penyumbang utama peningkatan penjualan.
Menjelang Ramadan, pelaku usaha ritel telah mempersiapkan pasokan produk untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Namun, kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan ekspektasi.
“Kami mempersiapkan stok berdasarkan tren tahun-tahun sebelumnya. Tapi karena permintaan turun, terjadi overstock. Hal ini membuat kami perlu meminimalisir order untuk periode berikutnya,” jelas Solihin.
Dengan situasi ini, Aprindo berharap kondisi ekonomi segera membaik sehingga daya beli masyarakat dapat kembali meningkat di masa mendatang.(*)