KabarBaik.co – Senja di bulan Ramadan membawa langkahku menyusuri jejak para penyebar Islam di Gresik. Udara sejuk membelai kulit saat mendaki Bukit Surowiti di Kecamatan Panceng, tempat legenda dan sejarah bertaut dalam kesunyian yang nyaris mistis. Di puncaknya tersembunyi sebuah tempat yang konon menjadi saksi bisu musyawarah para Wali Songo: Goa Langsih.
Saya tiba di sana berkat petunjuk Anwar, seorang peziarah asal Ujungpangkah. Dengan mata berbinar, ia menceritakan bahwa goa ini dipercaya pernah dihuni Raden Said -Sunan Kalijaga. “Dulunya Sunan Kalijaga pernah bertapa di sini,” ungkap Anwar, Sabtu (15/3).
Di dalamnya, para wali disebut-sebut berdiskusi dalam keheningan, menyusun langkah dakwah yang kelak mengubah wajah tanah Jawa. “Di sini Sunan Kalijaga bersama sunan-sunan lain melakukan diskusi,” jelas Anwar.
Pintu goa itu terlihat sangat sempit, nyaris tersembunyi oleh lumut dan akar-akar yang menjuntai seperti tangan gaib dari masa lalu. Sensasi yang muncul saat berdiri di depannya sulit dijelaskan—perpaduan antara kekaguman dan ketakutan halus yang merambat di tengkuk. Seakan-akan aku berada di ambang dimensi lain.
Aku mencoba masuk. Ruangan pertama dan kedua masih tampak jelas, namun langkahku terhenti di ruangan ketiga. Sebuah papan peringatan berdiri di sana, mengingatkan bahwa gempa di Tuban tahun 2024 telah menggeser struktur bebatuan, membuat goa ini tak lagi aman untuk dijelajahi lebih dalam. Rasa penasaran harus kutahan demi keselamatan.
Di puncak bukit, tak jauh dari goa, terdapat makam-makam para tokoh berpengaruh. Empu Supo, Raden Mentaram, dan Mbah Sloko bersemayam di sini. Namun yang paling mencengangkan adalah sebuah makam yang konon milik Sunan Kalijaga.
Berbeda dengan makam para wali lainnya yang tersebar di Pulau Jawa yang biasanya lebih identik dengan gaya khas India atau Arab, makam ini justru berdiri dengan arsitektur khas kejawen. Tiang-tiang hijau menopang cungkupnya, mengingatkan pada tradisi mistik yang berakar dalam di tanah Jawa.
Mitos pun bertebaran di sekitar bukit ini. Ada yang percaya Surowiti adalah tempat lelaku bagi mereka yang menginginkan kekayaan atau jodoh. Tapi bagi mereka yang datang bukan untuk mencari pesugihan, tempat ini adalah pengingat akan perjalanan dakwah yang tak mudah.
Di Goa Langsih, sejarah dan legenda bertaut dalam kesunyian. Apakah Sunan Kalijaga benar pernah berdiam di sini? Ataukah ini hanya bagian dari narasi yang dirangkai dari cerita turun-temurun? Tak ada yang bisa menjawab dengan pasti. Namun satu hal yang jelas, jejak para wali masih terasa di setiap hembusan angin yang menyusuri Bukit Surowiti. (*)