KabarBaik.co- Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Surabaya telah berakhir kemarin (16/2). Peserta Kongres sepakat kembali memberikan amanat Khofifah Indar Parawansa sebagai ketua umum Dewan Pembina PP Muslimat NU masa khidmat 2025-2030.
Jabatan ketua umum Dewan Pembina di struktur Muslimat NU itu terbilang baru Ketua Dewan Pembina merupakan posisi tertinggi. Sebelumnya, posisi tertinggi dipegang oleh ketua umum. Mengacu struktur PBNU, ketua Dewan Pembina itu sebangun dengan Rais Am.
Terpilihnya Gubernur Jatim tersebut hasil musyawarahh Tim Sembilan. Jika di PBNU, mereka adalah Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Nama-nama mereka dipilih para peserta Kongres. Tim Sembilan terpilih itu adalah ketua PW Muslimat NU Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat.
Khofifah menjelaskan, jabatan ketua Dewan Pembina tersebut merupakan hasil perubahan strukturdi tubuh Muslimat NU sebagaimana disyaratkan PBNU. Sebagai induk organisasi, PBNU meminta agar Muslimat NU menyesuaikan struktur organisasi seperti PBNU. Yaitu, ada Rais Aam dan ketua tanfidziyah.
’’Jadi, ada PBNU yang memang diutus untuk melakukan pendampingan pada proses Kongres oleh badan otonom sampai dengan proses pemilihan. Struktur baru itu yang kemudian disepakati di PD/PRT, kemudian masuklah di tatib pemilihan dan sudah selesai,’’ ujarnya kepada awak media.
Nah, seusai dipilih menjadi ketua umum Dewan Pembina, Khofifah kemudian menawarkan tiga nama kepada para peserta Kongres sebagai ketua tanfidziah PP Muslimat NU. Yakni, Arifah Choiri Fauzi, Siti Aniroh Slamet Effendy, dan Ulfah Mashfufah. Dari hasil pemilihan, terpilihlah Arifatul Choiri Fauzi, yang saat ini menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Setelah posisi ketua umum Dewan Pembina dan ketua umum PP Muslimat NU itu terpilih, selanjutnya akan dilengkapi susunan pengurus lainnya. Penyusunan kepengurusan akan didampingi seorang utusan PBNU dan tim tujuh.
Untuk diketahui, Khofifah sudah memimpin Muslimat NU selama lima periode berturut-turut sejak 2000 silan. Dalam beberapa kali Kongres sebelumnya, sempat muncul kandidat lain, namun peserta tetap memberikan keparcayaan kepada mantan Menteri Sosial di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut.
Sementara itu, nama ketua umum PP Muslimat NU periode 2025-2030 Arifatul Choiri Fauzi mungkin terbilang masih terasa asing di kalangan awam. Namun, sejatinya ia sudah sejak muda menjadi kader perempuan NU. Mulai aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Fatayat NU, hingga menjadi Sekretaris Umum PP Muslimat NU.
Arifah, panggilan akrabnya, berasal dari Bangkalan, Madura. Perempuan kelahiran 28 Juli 1969 itu tidak lain istri dari Ngatawi Al-Zastrouw, orang dekat Gus Dur semasa hidup. Di Pilpres 2024 lalu, Arifah menjabat sebagai wakil ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Berikut Biografi Arifatul Choiri Fauzi
Riwayat pendidikan
- Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jatiwaringin, Bekasi
- Madrasah Aliyah As-Syafiiyah Jatiwaringin, Bekasi
- S1 di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Yogyakarta (Lulus pada 1994)
- S2 Komunikasi di Universitas Indonesia (Lulus pada 2002)
Organisasi
- Ketua PP Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada 1989-1991
- Sekretaris Umum PP Fatayat NU
- Sekretaris Umum PP Muslimat NU
- Aktif di Majelis Alimat Indonesia
- Tergabung dalam Gerakan Nasional Anti Korupsi NU dan Muhammadiyah.
Pengalaman Kerja
- Produser acara Syair Dzikir di TPI
- Produser acara Hikmah Pagi di TVRI
- Show Manager konser kebangsaan kolaborasi antara Ki Ageng Ganjur dengan musisi Internasional, seperti Tony Blackman dan Mary McBride
- Anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI)
- Direktur PT Arzast Media Utama
- Direktur PT Rimang Hayu Malini
Karier Politik
- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024
- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabinet Merah Putih (2024-2029).
