Waspadai PMK dan LSD, Pemkab Sidoarjo Sisir Lapak Hewan Kurban

oleh -352 Dilihat
WhatsApp Image 2025 05 27 at 15.41.22
Petugas dari Dispaperta Sidoarjo periksa kesehatan hewan kurban yang dijual bebas di Sidoarjo.

KabarBaik.co – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) mulai melakukan pemeriksaan intensif terhadap kesehatan hewan kurban di sejumlah lapak penjualan. Salah satu lokasi yang disambangi petugas pada Selasa (27/5) adalah kawasan Jalan Lingkar Timur, yang dikenal sebagai sentra penjualan hewan musiman.

Pemeriksaan ini bertujuan memastikan hewan-hewan kurban yang dijual ke masyarakat dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi. Selain itu, langkah ini juga menjadi bentuk komitmen Pemkab Sidoarjo dalam menjamin keamanan pangan asal hewan menjelang hari besar keagamaan.

“Kegiatan pagi hari ini adalah pemeriksaan di lapak-lapak ternak kurban yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Lapak-lapak ini sudah kita tetapkan sebagai lapak resmi penjualan di setiap kecamatan,” ujar drh. Rina Vitriasari, Fungsional Medik Veteriner Muda sekaligus Subkoordinator Kesehatan Hewan Dispaperta Sidoarjo.

Rina menyebutkan, pemeriksaan hewan fokus pada deteksi penyakit menular, terutama jenis penyakit zoonosis yang berpotensi menular ke manusia. “Ada dua penyakit yang saat ini kita waspadai, yaitu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD),” jelasnya.

Dua penyakit tersebut masih ditemukan di sejumlah wilayah di Kabupaten Sidoarjo. Karena itu, pengawasan di lapangan menjadi sangat krusial, terutama menjelang meningkatnya aktivitas jual beli hewan kurban.

Dispaperta juga mencatat sekitar 90 persen hewan kurban yang dijual di Sidoarjo berasal dari luar daerah. Hal ini membuat lalu lintas ternak menjadi faktor risiko utama penyebaran penyakit hewan.

“Karena terkait lalu lintas ternak ini cukup riskan membawa penyakit, maka kita lakukan pengawasan ketat di lapak-lapak,” ujarnya. Dalam pemeriksaan kali ini, petugas tidak menemukan indikasi penyakit menular.

“Hanya ada satu ekor ternak yang tampak agak lemah, namun tidak mengarah ke penyakit berbahaya,” tambahnya.

Pemeriksaan hewan kurban dilakukan secara menyeluruh, baik sebelum penyembelihan (ante mortem), saat, maupun setelah penyembelihan (post mortem). Dispaperta akan menurunkan tim ke sejumlah masjid pada hari penyembelihan untuk memastikan daging kurban aman dikonsumsi.

“Pada tanggal 6 nanti, kami juga akan menurunkan petugas ke masjid-masjid untuk melakukan pemeriksaan post mortem. Kami ingin memastikan bahwa daging kurban yang dikonsumsi masyarakat benar-benar sehat dan aman,” pungkas drh. Rina Vitriasari. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.