KabarBaik.co – Jumlah balita stunting di Kabupaten Gresik per Rabu (19/3) tercatat sebanyak 3.473 kasus. Berdasarkan data aplikasi GUS, pada Februari lalu terdapat 63 kasus baru. Kecamatan Driyorejo menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, yaitu 26 balita dalam satu bulan terakhir.
Tingginya angka stunting di Driyorejo dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni jumlah penduduk yang besar dan arus urbanisasi akibat kawasan industri.
Banyak keluarga pendatang, terutama dari Surabaya, baru mengetahui kondisi anak mereka saat dilakukan penimbangan di Posyandu. Tak sedikit dari mereka yang ternyata sudah mengalami stunting sebelum pindah ke Gresik.
“Driyorejo memang memiliki jumlah penduduk yang padat, ditambah dengan banyaknya pendatang dari luar daerah. Saat mereka datang, anak-anak mereka baru terdeteksi mengalami stunting di sini,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Gresik Anik Luthfiyah, Kamis (20/3).
Menyikapi hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik menerapkan dua strategi utama dalam penanggulangan stunting. Pertama, pencegahan dengan deteksi dini pada balita yang berisiko stunting. Jika ditemukan anak dengan berat badan tidak naik, segera dilakukan pendampingan serta pemberian makanan tambahan.
Kedua, penanganan terhadap balita yang sudah stunting dengan pemeriksaan penyebab, pemberian makanan tambahan atau susu, serta rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
“Kami berupaya agar balita yang mulai menunjukkan tanda-tanda stunting bisa segera ditangani. Jika ada penyakit penyerta, tentu akan langsung diobati atau dirujuk ke rumah sakit,” tambahnya.
Sejak 2022, tercatat ada 6.146 balita yang sembuh dari stunting di Gresik. Dinkes menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), keterlibatan CSR perusahaan, serta partisipasi aktif masyarakat.
“Kunci utama keberhasilan dalam menekan angka stunting adalah kerja sama berbagai pihak. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Perusahaan melalui program CSR, serta masyarakat melalui Posyandu dan kader kesehatan, harus ikut serta dalam upaya ini,” tegasnya.
Dengan strategi ini, Pemkab Gresik menargetkan angka stunting bisa terus ditekan agar generasi mendatang tumbuh lebih sehat dan berkualitas.(*)