KabarBaik.co – Makam Sunan Ampel yang terletak di kawasan Jalan Nyamplungan, Surabaya merupakan salah satu tujuan spiritual yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Untuk mencapai lokasi ini dari Terminal Purabaya (Bungurasih), tersedia berbagai pilihan transportasi umum yang dapat digunakan seperti angkot jurusan JMK (Jembatan Merah Kota) atau Trans Jatim Koridor 5.
Peziarah yang menggunakan angkot JMK akan turun di Jembatan Merah Plaza (JMP) sebelum melanjutkan perjalanan ke Jalan Nyamplungan dengan angkot lain, berjalan kaki, atau naik becak.
Alternatif lain adalah menggunakan Trans Jatim Koridor 5 yang akan membawa peziarah hingga pemberhentian terdekat dengan makam, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Koordinator keamanan Makam Sunan Ampel, Hendri Budi Darmawan mengatakan, salah satu nama yang tidak bisa dilepaskan dari cerita di sekitar kompleks Makam Sunan Ampel adalah Mbah Sholeh.
“Beliau dikenal sebagai sosok wali yang memiliki karomah luar biasa,” kata Hendri l, Rabu (12/4).

Mbah Sholeh adalah seorang santri Sunan Ampel yang hidup pada masa Wali Songo. Ia dikenal sebagai penjaga Masjid Ampel yang sangat disiplin dan tekun beribadah. Ketekunannya ini membuatnya dihormati oleh masyarakat hingga kini, bahkan setelah wafatnya.
Berbagai kisah tentang karomah Mbah Sholeh terus diceritakan secara turun-temurun. Misalnya, beliau wafat dan hidup kembali.
Kisah paling terkenal adalah wafatnya Mbah Sholeh yang terjadi sebanyak sembilan kali. Setiap kali wafat, beliau dikisahkan hidup kembali karena tugas menjaga Masjid Ampel yang belum selesai. Akibatnya, ada sembilan makam yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Mbah Sholeh di sekitar Masjid Ampel.
Keteguhan dalam beribadah. Mbah Sholeh dikenal sebagai sosok yang tidak pernah meninggalkan salat lima waktu, bahkan dalam kondisi sakit sekalipun.
Diakui Hendri, banyak peziarah yang percaya bahwa berdoa di makam Mbah Sholeh membawa keberkahan.
“Mereka sering memohon kemudahan dalam hidup di tempat ini,” jelasnya.
Selain itu, ada juga kisah Mbah Bolong, Sang penunjuk arah kiblat dengan karomah luar biasa.

Mbah Bolong yang memiliki nama asli Shonhaji adalah santri setia Sunan Ampel. Ia dijuluki Mbah Bolong karena kisah karomahnya yang luar biasa terkait penentuan arah kiblat Masjid Agung Sunan Ampel.
Sejumlah karomah Mbah Bolong ialah menentukan arah kiblat dengan tepat. Ketika diminta Sunan Ampel untuk menentukan arah kiblat, ada beberapa pihak yang meragukan hasilnya. Untuk membuktikan ketepatan arah yang ditentukan, Mbah Bolong menunjukkan arah kiblat dengan keyakinan dan keakuratan luar biasa.
Selain itu, melihat Ka’bah dari Surabaya.
Kisah lain menyebutkan bahwa Mbah Bolong memiliki kemampuan spiritual untuk melihat Ka’bah dari Surabaya tanpa halangan apapun. Kemampuan ini menjadi simbol kedekatannya dengan Allah dan tingkat spiritualitas yang tinggi.
Mbah Bolong juga dikenal sebagai sosok yang selalu menjaga kebersihan Masjid Agung Sunan Ampel. Kecepatannya dalam membersihkan masjid sering dianggap sebagai bagian dari karomahnya.
Kisah-kisah tentang Mbah Sholeh dan Mbah Bolong menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan spiritualitas di Makam Sunan Ampel. Keberadaan mereka tidak hanya menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar, tetapi juga bagi para peziarah yang datang untuk mencari berkah dan merasakan kedamaian spiritual.
Bagi masyarakat yang ingin menyusuri jejak sejarah dan karomah ini, perjalanan menuju Makam Sunan Ampel bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati yang penuh hikmah dan pelajaran hidup.(*)