Bupati Gresik Bertemu Dirjen Perumahan PUPR Bahas Rehabilitasi Pascagempa Bawean

Editor: Andika DP
oleh -210 Dilihat
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR saat paparan kepada Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan jajaran. (Foto: Kominfo Gresik)

KabarBaik.co – Upaya penanganan dampak gempa bumi di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik terus dilakukan. Terbaru, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bertemu dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membahas rehabilitasi rumah terdampak gempa bumi akhir Maret 2024 tersebut.

Pertemuan itu berlangsung di Pendopo Kabupaten Gresik, Sabtu (6/4).  Tampak hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Misbahul Munir, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Suprapto. Serta sejumlah kepala OPD.

Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, Kasatker Balai P2P Jawa IV Aditya Vico Vignata, Kasubag TU BP2P Jawa 4 Ali Murtadho, PPK Swadaya RUK Balai P2P Jawa 4 Indro.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menjelaskan, gempa yang terjadi di Pulau Bawean pernah terjadi pada puluhan tahun lalu. Pihaknya berharap gempa susulan tidak terjadi lagi dan rehabilitasi bisa berjalan lancar.

Baca juga:  Pesilat di Gresik Sukarela Bongkar Tugu

“Gempa ini belum pernah terjadi di Bawean, namun BMKG menceritakan bahwa sekitar 70 tahun lalu Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Kami merasa prihatin, semoga dengan diskusi ini dapat menemukan titik terang dan dapat membantu rehabilitasi pascagempa di Kepulauan Bawean,” pungkasnya.

Sekda Achmad Washil, memberikan paparan terkait rumah terdampak gempa Bawean. Dijelaskan bahwa gempa terjadi hingga 450 kali. Adapun permasalahan utama yang dihadapi di Pulau Bawean ini antara lain kondisi bangunan hunian yang mengalami rusak ringan, sedang dan rusak berat.

Ditambah lagi kondisi dan psikologi masyarakat yang masih ketakutan apabila terdapat gempa kembali.

Baca juga:  Mudik Aman, Polres Gresik Buka Layanan Penitipan Kendaraan Gratis

“Banyak masyarakat Bawean yang saat ini takut masuk rumah karena khawatir terjadi gempa terutama di malam hari. Hal ini menyebabkan masyarakat Bawean merasa khawatir jika terjadi gempa yang cukup tinggi ditambah dengan kondisi bangunan di Bawean tidak tahan gempa,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto memberikan contoh dalam mengatasi Bencana Erupsi Gunung Semeru dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Gresik ini perlu menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan di sekitar Gresik serta civitas akademika untuk mengatasi gempa di Pulau Bawean. Membuat master plan dan disusun skala prioritas dan membentuk tim yang intensif untuk berkoordinasi dilapangan,” ujarnya.

Berikut ini rekomendasi Ditjen Perumahan Kementrian PUPR:

  1. Perlu melakukan sosialisasi apabila terjadi gempa kepada masyarakat Bawean bersama dengan BPBD.
  2. Perlu melakukan gerak cepat dan membentuk tim khusus (satgas) dalam mengatasi gempa.
  3. Perlu memberikan stempel pada setiap rumah yang terdampak gempa seperti rumah rusak ringan, rumah rusak sedang, rumah rusak berat. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan himbauan kepada masyarakat Bawean.
  4. Memberikan stimulan dan trauma healing kepada anak kecil dengan membentuk kelompok tertentu dengan menggunakan metode metode yang ada seperti lagu “kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja”.
  5. Melakukan kolaborasi baik dengan perusahaan atau perguruan tinggi untuk menjadi fasilitator pendamping perbaikan rumah yang rusak dalam mengatasi gempa dan merancang pembangunan rumah untuk masyarakat yang terdampak gempa.

No More Posts Available.

No more pages to load.