KabarBaik.co – Dalam kurun waktu tiga tahun ini luas lahan perkebunan apel di Kota Batu mulai berkurang. Salah satu penyebab menyusutnya lahan perkebunan apel karena hama penyakit.
Data DPKP Kota Batu, menyebutkan tahun 2020, luas lahan perkebunan apel seluas 1.200 hektare, pada tahun 2022 berkurang menjadi 1.092 hektare.
Hingga pada tahun 2023 turun menjadi 1.044 hektare. Atau turun menjadi 156 hektar dalam tiga tahun terakhir.
Selain karena hama, menurunnya kesuburan tanah menjadi penyebab berkurangnya lahan apel yaang menjadi ikon Kota Batu tersebut.
Kondisi ini pun menjadi perhatian Pemkot Batu. Seperti yang disampaikan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, bahwa saat ini Pemkot Batu masih mencari penyebab lain luas lahan apel yang terus berkurang.
“Kita masih ingin mengkaji lebih dalam lagi oleh tim dari perguruan tinggi karena mereka ahlinya mereka tahu tekstur tanah kita, apa penyebabnya,” terang Pj Aries, Minggu (28/4).
Terus berkurangnya lahan apel disebabkan oleh beberapa faktor. Jelasnya, mulai dari kondisi tanah hingga serangan serangan hama dan penyakit.
Lebih dari itu, serangan hama dan penyakit yang kerap melanda tanaman apel seperti bercak daun, embun tepung, busuk buah, kanker, dan jamur upas.
Saat ini, karena keadaan perkebunan apel yang dinilai omzet mulai berkurang. Membuat banyak petani apel membongkar tanaman apel, kemudian menggantikannya maupun mengalihkan dengan menanam jeruk atau jambu.
“Harapannya kajian ini pas, tepat, mudah-mudahan di tahun 2024 ini sudah menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Kami ingin dengan hasil kajian yang tepat itu bisa mengembalikan semangat petani apel di Kota Batu,” tegas Aries.
Diketahui, perkebunan apel di Kota Batu paling banyak berada di kawasan Kecamatan Bumiaji seperti di Desa Tulungrejo, Bulukerto dan Sumbergondo. Lahan perkebunan apel tersebut telah lama berkembang menjadi wisata petik apel seperti salah satunya di Desa Tulungrejo.